Manfaat Tanaman Turi bagi Kesehatan dan Kandungan Nutrisinya
Tak
hanya bunga, hampir seluruh bagian tanaman turi bisa dimanfaatkan, mulai dari
daun, biji, hingga akar. Salah satu manfaat kembang turi yang utama adalah kaya
akan antioksidan, yang berguna untuk menangkal berbagai macam penyakit.
Tanaman bunga turi
ada yang berwarna putih dan merah. Manfaat kembang turi putih dan merah bisa
dimakan sebagai sayur atau lalapan, bahkan menjadi tanaman obat. Bunga ini
mempunyai rasa yang gurih, sehingga kerap dimakan sebagai campuran sayur pada
pecel. Selain gurih, bunga turi juga kaya vitamin A, vitamin C, dan beta
karoten.
Anda
mungkin pernah melihat tanaman turi di pekarangan rumah seseorang atau tumbuh
di sepanjang jalan. Ya, kembang turi adalah tanaman yang tumbuh subur di
kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Selain cantik dengan
kelopaknya yang berwarna merah atau putih, tanaman bernama latin Sesbania
grandiflora ini juga
kaya manfaat kesehatan, mulai dari bunga, daun, hingga bijinya.
Kandungan kembang turi
Sebagaimana
dilansir dari situs Panganku milik
Kementerian Kesehatan RI, dalam 100 gram, kembang turi mentah mengandung
berbagai nutrisi, seperti:
- 6,1 gram karbohidrat
- 3,3 gram serat
- 28 mg kalsium
- 97,4 mg kalium
- 1.200 mcg betakaroten
- 0,5 mg vitamin B1 (thiamin)
- 0,02 vitamin B2 (riboflavin)
- 0,4 mg vitamin B3 (niacin)
- 1 mg vitamin C
Selain
kandungan nutrisi di atas, kembang turi juga mengandung zat besi, vitamin B9,
selenium, dan asam amino. Berbagai kandungan nutrisi tersebutlah yang kemudian
membuat bunga turi punya banyak khasiat bagi kesehatan.
Bunga Turi banyak mengandung Nutrisi
Manfaat kembang turi untuk kesehatan tubuh
Turi merupakan pohon yang
berkayu lunak dan berumur pendek. Tingginya dapat mencapai 5-12 m. Akarnya berbintil-bintil dan berguna untuk
menyuburkan tanah. Bunganya besar dan keluar dari
rantingnya. Bunganya apabila mekar, berbentuk
seperti kupu-kupu. Warna
bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Ada juga yang berwarna
gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga dan
bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit. Rantingnya menggantung,
kulit luar berwarna kelabu hingga kecokelatan. Kulit luarnya ini tidak rata
dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan dengan lapisan gabus yang
mudah terkelupas. Pada bagian dalam, batangnya berlendir
dan berair yang berwarna merah, dan rasanya pahit. Percabangan baru keluar
apabila panjangnya sudah mencapai 5 meter. Daun yang majemuk dan tersebar.
Memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya
jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20–30 cm.
Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun. Warna
bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Buahnya berbentuk
polong, menggantung, bersekat, dengan panjang 20-55 cm, sewaktu muda berwarna
hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih-putihan. Sedangkan bijinya berbentuk
bulat panjang, dan berwarna cokelat muda.
Persebaran dan habitat
Daun-daun majemuk
Spesies ini tersebar di India
Timur sampai Australia. Di Indonesia,
tumbuhan ini ditanam sebagai tumbuhan hias di halaman-halaman rumah dan
di sawah-sawah
sebagai tanaman pelindung. Ia dapat pula hidup pada tanah asam dan kadang juga
tumbuh subur di tanah berair. Akan tetapi, turi tidak baik ditanam pada
ketinggian lebih dari 1.500 mdpl. Turi biasanya digunakan sebagai tanaman pelidung pohon
rambatan bagi tanaman lada atau vanila.
Perbanyakan turi dilakukan dengan biji atau stek batang. Biji-biji
tersebut disemai terlebih dahulu. Biji yang ditabur tanpa naungan dapat
berkecambah hingga 80%, tetapi perkembangbiakan dengan stek batang dilakukan
kadang-kadang saja.
Manfaat
Bunga turi, biasa
dijadikan lalap atau pecel
Daun Turi
Polong Turi
Lalapan
Daun, bunga dan polongnya yang
masih muda dapat dimakan sebagai sayur atau lalap setelah direbus
terlebih dahulu.
Daun muda ini baunya tetap tidak enak dan berlendir, sekalipun telah
dikukus. Namun
lalapan daun ini baik dimakan ibu untuk menambah ASI. Bunganya terasa
gurih dan manis, sehingga digemari sebagai campuran pecel. Untuk
membuat pecel ini, bunga turi (bisa juga diganti kacang panjang) ini dicampur dengan "ganteng" toge, bersama
dengan kulit melinjo yang sudah dikukus direbus sampai cukup masak.
Kalau merebus bahan-bahan ini hanya setengah matang, akan menyebabkan rasa
"gatal" di tenggorokan karena bulunya belum rontok. Buah
turi yang berwarna putih merupakan sayur yang
sangat digemari di Jawa. Polongnya pun dapat dimakan layaknya kacang panjang.
Obat tradisional
Bunga Turi merah
Turi merah
Pepagannya dapat
dipergunakan sebagai obat. Kulit kayu ini
diremas dalam air atau direbus, dan airnya diminum untuk mengobati seriawan, disentri, murus darah, atau menceret pada
umumnya. Namun jika terlalu banyak diminum, air rebusan ini akan bekerja
sebagai obat muntah (emetik).
Bunganya yang berwarna
merah bermanfaat sebagai obat. Kulit kayunya yang berwarna merah dijual
dengan nama kayu timor. Kadar tanin yang
tinggi inilah yang menyebabkan dapat digunakan untuk penyembuhan luka atau disentri. Pada umumnya kayu
timor ini digunakan untuk mengobati berak darah dan mengatasi
peradangan, memar, dan bengkak-bengkak.
Polongan
buah
Dalam pengobatan, turi dapat digunakan untuk
seriawan, radang usus (dengan cara
meminum rebusan pepagan turi) disentri, diare, scabies (yakni
dengan tumbukan kulit kayu yang dibubuhkan di tempatnya), cacar air, keseleo,
terpukul, keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan;
demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, reumatik, dan luka. Adapun,
oleh etnis
Sumba, daun dan pepagan turi digunakan untuk ditempelkan pada bagian
yang patah tulang, yang kemudian diikat dengan kain dan
dibungkus oleh pelepah daun pisang selama seharian.
Menurut penelitian ilmiah, getah tumbuhan ini
merupakan astringen. Ia mengandung zat
pewarna utama, yakni agatin dan zantoagatin, kemudian basorin, dan tanin. Biji tumbuhan ini
mengandung 70% protein, dan daunnya mengandung saponin yang tidak berbahaya, sekalipun
dapat dijadikan pengganti sabun untuk mencuci pakaian. Bunganya mengandung konten gula variabel dan
sumber vitamin
B. Semua bagian tumbuhan ini dilaporkan dapat menyembuhkan rabun
senja; kalau memang demikian, tumbuhan ini mengandung vitamin A.
Penelitian terbaru mendapatkan bahwa akar turi mengandung
bahan-bahan aktif yang bersifat anti-tuberkulosis terhadap
bakteria Mycobacterium tuberculosis. Bahan-bahan itu di antaranya
adalah asam betulinat dan tiga macam isoflavanoid.
Berikut ini
adalah beberapa manfaat bunga turi dan bagian tanaman lainnya untuk kesehatan
dan kecantikan:
1. Kaya antioksidan
Manfaat
bunga turi yang pertama adalah memiliki sifat antioksidan. Beta-karoten dan
flavonoid di dalamnya yang membuat kelopak turi berkhasiat sebagai
antioksidan.Untuk memenuhi kebutuhan 800 mcg vitamin A per hari, dibutuhkan
sekitar 4,8 mg beta-karoten. Hal ini berarti, mengonsumsi 100 gram kembang turi
setara dengan 40% kebutuhan harian yang disarankan.Beta-karoten merupakan bentuk utama vitamin A.
Artinya, tubuh akan mengubahnya menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri telah
diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mata, sistem imun, dan
kesehatan kulit. Sementara
itu, bunga turi merah diketahui mengandung lebih banyak flavonoid dibandingkan yang putih.
Dalam setiap 100 gramnya, bunga turi putih mengandung flavonoid sekitar
12,58-21,35 mg, sedangkan turi merah berkisar 17,32-30,05 mg.
2. Antibakteri
Tak
terbatas pada bunga, tanaman turi secara keseluruhan juga diketahui memiliki
sifat antibakteri, sehingga manfaat kembang turi dapat mengatasi berbagai
penyakit termasuk TBC.Penelitian tahun 2012 yang dimuat dalam jurnal Pharmaceutical (Basel, Swiss), menyebutkan bahwa akar tanaman turi
diketahui berpotensi dalam pengobatan penyakit tuberkulosis (TBC), yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis. Penelitian dilakukan dengan mengekstrak
akar bunga turi. Dari sana, didapat bahwa bunga turi punya manfaat dalam
melawan bakteri penyebab TB.Studi lain juga menunjukkan bahwa daun turi
berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri penyebab pneumonia, Klebsiella
pneumoniae, dan S.
aureus.Meski baru tahap awal
dan perlu didukung lebih banyak penelitian, penemuan ini merupakan langkah yang
baik dalam masa depan pengobatan penyakit akibat bakteri di masa depan.
3. Mengendalikan kadar gula darah
Studi
yang dimuat dalam jurnal Scientifica pada tahun 2016
bahwa ekstrak metanol dalam Sesbania
grandiflora memiliki
efek antidiabetes. Penelitian
yang dilakukan menggunakan hewan
tikus diabetes ini menunjukkan bahwa tikus yang diberi ekstrak metanol kembang
turi mengalami penurunan kadar gula darah bahkan mampu sampai ke angka
normalnya. Manfaat kembang
turi juga diketahui meringankan resistensi insulin yang dialami dan
mengurangi lingkar perut. Meski
demikian, karena penelitian ini masih terbatas pada hewan, diperlukan studi
lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk mengetahui seberapa ampuh
tanaman turi dalam pengobatan diabetes.
4. Kaya akan vitamin B2 (riboflavin)
Selain
bunganya, biji turi juga termasuk yang memiliki banyak manfaat untuk mencegah
berbagai risiko penyakit. Sesbania
grandiflora memiliki
biji yang cita rasanya mirip dengan kedelai.Jika bunganya “hanya” mengandung
0,02 mg, sebuah penelitian menunjukkan bahwa biji bunga turi merah memiliki
0,32 mg vitamin B2, sementara biji turi putih mengandung 0,11 mg
per 100 gramnya. Umumnya, seseorang membutuhkan asupan sebanyak 1-1,3 mg
riboflavin dalam sehari sebagaimana disebutkan dalam tabel Angka Kecukupan Gizi
Kementerian Kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa khasiat kembang turi dari
bijinya juga dapat menjadi alternatif makanan yang kaya akan B2, selain bayam,
keju, hati, daging, almon, dan dada ayam.
Penyamak dan pewarna
Pepagan turi mengeluarkan getah bening yang akan mengeras
menjadi gom apabila kena udara. Gom ini
dimanfaatkan sebagai pengganti gom arab,
dan digunakan dalam makanan dan perekat.
Di Karimunjawa, lendirnya digunakan untuk pewarna. Getah turi itu
dimanfaatkan nelayan zaman dahulu untuk mengolesi tali pancing dan jala agar
lebih awet. Getah ini juga dapat dicampurkan ke dalam cat hitam yang dipakai
untuk mengawetkan tambang atau kayu bangunan; selain itu getah juga bersifat
mengikat cat. Gom turi digunakan pula sebagai perekat dalam penjilidan buku.
Di samping getah, cairan rebusan pepagan turi dipakai
untuk merendam alat-alat penangkap ikan sehingga tahan lama. Di Kebumen, air
rebusan yang dicampur dengan jelaga dipakai untuk memberi warna hitam pada
kerajinan anyaman bambu. (FR)
Sumber : Wikipedia dan dari berbagai sumber
Foto : Choi