Kamis, 21 Oktober 2021

TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

Manfaat Tanaman Turi bagi Kesehatan dan Kandungan Nutrisinya

Tak hanya bunga, hampir seluruh bagian tanaman turi bisa dimanfaatkan, mulai dari daun, biji, hingga akar. Salah satu manfaat kembang turi yang utama adalah kaya akan antioksidan, yang berguna untuk menangkal berbagai macam penyakit.

Pohon Turi

Tanaman bunga turi ada yang berwarna putih dan merah. Manfaat kembang turi putih dan merah bisa dimakan sebagai sayur atau lalapan, bahkan menjadi tanaman obat. Bunga ini mempunyai rasa yang gurih, sehingga kerap dimakan sebagai campuran sayur pada pecel. Selain gurih, bunga turi juga kaya vitamin A, vitamin C, dan beta karoten.

Anda mungkin pernah melihat tanaman turi di pekarangan rumah seseorang atau tumbuh di sepanjang jalan. Ya, kembang turi adalah tanaman yang tumbuh subur di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.Selain cantik dengan kelopaknya yang berwarna merah atau putih, tanaman bernama latin Sesbania grandiflora ini juga kaya manfaat kesehatan, mulai dari bunga, daun, hingga bijinya.

Kandungan kembang turi

Sebagaimana dilansir dari situs Panganku milik Kementerian Kesehatan RI, dalam 100 gram, kembang turi mentah mengandung berbagai nutrisi, seperti:

  • 6,1 gram karbohidrat
  • 3,3 gram serat
  • 28 mg kalsium
  • 97,4 mg kalium
  • 1.200 mcg betakaroten
  • 0,5 mg vitamin B1 (thiamin)
  • 0,02 vitamin B2 (riboflavin)
  • 0,4 mg vitamin B3 (niacin)
  • 1 mg vitamin C

Selain kandungan nutrisi di atas, kembang turi juga mengandung zat besi, vitamin B9, selenium, dan asam amino. Berbagai kandungan nutrisi tersebutlah yang kemudian membuat bunga turi punya banyak khasiat bagi kesehatan.

Bunga Turi banyak mengandung Nutrisi

Manfaat kembang turi untuk kesehatan tubuh

Turi merupakan pohon yang berkayu lunak dan berumur pendek. Tingginya dapat mencapai 5-12 m. Akarnya berbintil-bintil dan berguna untuk menyuburkan tanah. Bunganya besar dan keluar dari rantingnya. Bunganya apabila mekar, berbentuk seperti kupu-kupu.  Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Ada juga yang berwarna gabungan kedua-duanya. Letaknya menggantung dengan 2-4 bunga dan bertangkai, kuncupnya berbentuk sabit. Rantingnya menggantung, kulit luar berwarna kelabu hingga kecokelatan. Kulit luarnya ini tidak rata dengan alur membujur dan melintang tidak beraturan dengan lapisan gabus yang mudah terkelupas. Pada bagian dalam, batangnya berlendir dan berair yang berwarna merah, dan rasanya pahit. Percabangan baru keluar apabila panjangnya sudah mencapai 5 meter. Daun yang majemuk dan tersebar.

Memiliki daun penumpu sepanjang 1/2-1 cm. Anak daunnya bentuknya jorong memanjang, rata, dan menyirip genap. Panjang tangkai daun 20–30 cm. Tangkainya pendek, dan setiap tangkai berisi 20-40 pasang anak daun. Warna bunganya ada yang merah dan ada juga yang putih. Buahnya berbentuk polong, menggantung, bersekat, dengan panjang 20-55 cm, sewaktu muda berwarna hijau, dan sudah tua berwarna kuning keputih-putihan. Sedangkan bijinya berbentuk bulat panjang, dan berwarna cokelat muda.

Persebaran dan habitat

 


Daun-daun majemuk



Spesies ini tersebar di India Timur sampai Australia. Di Indonesia, tumbuhan ini ditanam sebagai tumbuhan hias di halaman-halaman rumah dan di sawah-sawah sebagai tanaman pelindung. Ia dapat pula hidup pada tanah asam dan kadang juga tumbuh subur di tanah berair. Akan tetapi, turi tidak baik ditanam pada ketinggian lebih dari 1.500 mdpl. Turi biasanya digunakan sebagai tanaman pelidung pohon rambatan bagi tanaman lada atau vanila.

Perbanyakan turi dilakukan dengan biji atau stek batang. Biji-biji tersebut disemai terlebih dahulu. Biji yang ditabur tanpa naungan dapat berkecambah hingga 80%, tetapi perkembangbiakan dengan stek batang dilakukan kadang-kadang saja. 

Manfaat

 

Bunga turi, biasa dijadikan lalap atau pecel

Daun Turi

Polong Turi

Lalapan

Daun, bunga dan polongnya yang masih muda dapat dimakan sebagai sayur atau lalap setelah direbus terlebih dahulu. Daun muda ini baunya tetap tidak enak dan berlendir, sekalipun telah dikukus. Namun lalapan daun ini baik dimakan ibu untuk menambah ASI. Bunganya terasa gurih dan manis, sehingga digemari sebagai campuran pecel. Untuk membuat pecel ini, bunga turi (bisa juga diganti kacang panjang) ini dicampur dengan "ganteng" toge, bersama dengan kulit melinjo yang sudah dikukus direbus sampai cukup masak. Kalau merebus bahan-bahan ini hanya setengah matang, akan menyebabkan rasa "gatal" di tenggorokan karena bulunya belum rontok. Buah turi yang berwarna putih merupakan sayur yang sangat digemari di Jawa. Polongnya pun dapat dimakan layaknya kacang panjang.


Obat tradisional




Bunga Turi merah

Turi merah

Pepagannya dapat dipergunakan sebagai obat. Kulit kayu ini diremas dalam air atau direbus, dan airnya diminum untuk mengobati seriawandisentri, murus darah, atau menceret pada umumnya. Namun jika terlalu banyak diminum, air rebusan ini akan bekerja sebagai obat muntah (emetik).

Bunganya yang berwarna merah bermanfaat sebagai obat. Kulit kayunya yang berwarna merah dijual dengan nama kayu timor. Kadar tanin yang tinggi inilah yang menyebabkan dapat digunakan untuk penyembuhan luka atau disentri. Pada umumnya kayu timor ini digunakan untuk mengobati berak darah dan mengatasi peradangan, memar, dan bengkak-bengkak.

Polongan buah

Dalam pengobatan, turi dapat digunakan untuk seriawan, radang usus (dengan cara meminum rebusan pepagan turi) disentri, diare, scabies (yakni dengan tumbukan kulit kayu yang dibubuhkan di tempatnya), cacar air, keseleo, terpukul, keputihan, batuk, beri-beri, sakit kepala, radang tenggorokan; demam nifas, produksi ASI, hidung berlendir, batuk, reumatik, dan luka. Adapun, oleh etnis Sumba, daun dan pepagan turi digunakan untuk ditempelkan pada bagian yang patah tulang, yang kemudian diikat dengan kain dan dibungkus oleh pelepah daun pisang selama seharian.

Menurut penelitian ilmiah, getah tumbuhan ini merupakan astringen. Ia mengandung zat pewarna utama, yakni agatin dan zantoagatin, kemudian basorin, dan tanin. Biji tumbuhan ini mengandung 70% protein, dan daunnya mengandung saponin yang tidak berbahaya, sekalipun dapat dijadikan pengganti sabun untuk mencuci pakaian. Bunganya mengandung konten gula variabel dan sumber vitamin B. Semua bagian tumbuhan ini dilaporkan dapat menyembuhkan rabun senja; kalau memang demikian, tumbuhan ini mengandung vitamin A.

Penelitian terbaru mendapatkan bahwa akar turi mengandung bahan-bahan aktif yang bersifat anti-tuberkulosis terhadap bakteria Mycobacterium tuberculosis. Bahan-bahan itu di antaranya adalah asam betulinat dan tiga macam isoflavanoid.

Berikut ini adalah beberapa manfaat bunga turi dan bagian tanaman lainnya untuk kesehatan dan kecantikan:

 1. Kaya antioksidan

Manfaat bunga turi yang pertama adalah memiliki sifat antioksidan. Beta-karoten dan flavonoid di dalamnya yang membuat kelopak turi berkhasiat sebagai antioksidan.Untuk memenuhi kebutuhan 800 mcg vitamin A per hari, dibutuhkan sekitar 4,8 mg beta-karoten. Hal ini berarti, mengonsumsi 100 gram kembang turi setara dengan 40% kebutuhan harian yang disarankan.Beta-karoten merupakan bentuk utama vitamin A. Artinya, tubuh akan mengubahnya menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri telah diketahui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mata, sistem imun, dan kesehatan kulit. Sementara itu, bunga turi merah diketahui mengandung lebih banyak flavonoid dibandingkan yang putih. Dalam setiap 100 gramnya, bunga turi putih mengandung flavonoid sekitar 12,58-21,35 mg, sedangkan turi merah berkisar 17,32-30,05 mg.

2. Antibakteri

Tak terbatas pada bunga, tanaman turi secara keseluruhan juga diketahui memiliki sifat antibakteri, sehingga manfaat kembang turi dapat mengatasi berbagai penyakit termasuk TBC.Penelitian tahun 2012 yang dimuat dalam jurnal Pharmaceutical (Basel, Swiss)menyebutkan bahwa akar tanaman turi diketahui berpotensi dalam pengobatan penyakit tuberkulosis (TBC), yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penelitian dilakukan dengan mengekstrak akar bunga turi. Dari sana, didapat bahwa bunga turi punya manfaat dalam melawan bakteri penyebab TB.Studi lain juga menunjukkan bahwa daun turi berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri penyebab pneumoniaKlebsiella pneumoniae, dan S. aureus.Meski baru tahap awal dan perlu didukung lebih banyak penelitian, penemuan ini merupakan langkah yang baik dalam masa depan pengobatan penyakit akibat bakteri di masa depan.

3. Mengendalikan kadar gula darah

Studi yang dimuat dalam jurnal Scientifica pada tahun 2016 bahwa ekstrak metanol dalam Sesbania grandiflora memiliki efek antidiabetes. Penelitian yang dilakukan menggunakan hewan tikus diabetes ini menunjukkan bahwa tikus yang diberi ekstrak metanol kembang turi mengalami penurunan kadar gula  darah bahkan mampu sampai ke angka normalnya. Manfaat kembang turi juga diketahui meringankan resistensi insulin yang dialami dan mengurangi lingkar perut. Meski demikian, karena penelitian ini masih terbatas pada hewan, diperlukan studi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk mengetahui seberapa ampuh tanaman turi dalam pengobatan diabetes.

4. Kaya akan vitamin B2 (riboflavin)

Selain bunganya, biji turi juga termasuk yang memiliki banyak manfaat untuk mencegah berbagai risiko penyakit. Sesbania grandiflora memiliki biji yang cita rasanya mirip dengan kedelai.Jika bunganya “hanya” mengandung 0,02 mg, sebuah penelitian menunjukkan bahwa biji bunga turi merah memiliki 0,32 mg vitamin B2, sementara biji turi putih mengandung 0,11 mg per 100 gramnya. Umumnya, seseorang membutuhkan asupan sebanyak 1-1,3 mg riboflavin dalam sehari sebagaimana disebutkan dalam tabel Angka Kecukupan Gizi Kementerian Kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa khasiat kembang turi dari bijinya juga dapat menjadi alternatif makanan yang kaya akan B2, selain bayam, keju, hati, daging, almon, dan dada ayam.

Penyamak dan pewarna

Pepagan turi mengeluarkan getah bening yang akan mengeras menjadi gom apabila kena udara. Gom ini dimanfaatkan sebagai pengganti gom arab, dan digunakan dalam makanan dan perekat. Di Karimunjawa, lendirnya digunakan untuk pewarna. Getah turi itu dimanfaatkan nelayan zaman dahulu untuk mengolesi tali pancing dan jala agar lebih awet. Getah ini juga dapat dicampurkan ke dalam cat hitam yang dipakai untuk mengawetkan tambang atau kayu bangunan; selain itu getah juga bersifat mengikat cat. Gom turi digunakan pula sebagai perekat dalam penjilidan buku.

Di samping getah, cairan rebusan pepagan turi dipakai untuk merendam alat-alat penangkap ikan sehingga tahan lama. Di Kebumen, air rebusan yang dicampur dengan jelaga dipakai untuk memberi warna hitam pada kerajinan anyaman bambu. (FR)


Sumber : Wikipedia dan dari berbagai sumber

Foto : Choi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar